Jumat, 06 Desember 2013

[Puisi] Kamisama no Inai Nichiyoubi - 神さまのいない日曜日


Tak ada di hari minggu
  
 
Sebuah desa kecil tempatku bernaung
Bersama orang-orang tersayang
Meskipun ini terlihat rapuh
Tapi aku cukup bahagia

Waktu damai mendadak senyap
Jiwa jiwa baik hati seketika hilang
Meninggalkan banyak kenangan
Terlalu sakit hingga aku tidak bisa menerimanya

Seorang pria berdiri di hadapanku
Dengan bayangan yang ditempa senja
Menatap ku dingin seolah ingin hancur
Seketika suara hati berteriak keras ingin segera menguburkannya ke dalam tanah

Aku tidak bisa
Entah mengapa
Yang kurasakan
Seolah-olah terhubung ikatan

Berat hati ini mengakui ketangguhannya
Aku ingin menangis karena dendam tak kunjung padam
Dengan suatu alasan ku mengikutinya
Untuk sebuah penjelasan yang tergantung di sela-sela kebisuannya

Setelah bersamanya cukup lama
Aku mulai berpikir ini salah
Perasaan yang salah, terasa hangat
Inginku tolak perasaan ini namun jika ku bisa

Matahari meninggi, air terjun memainkan musik gemuruh
Hal ini menjadi awal petaka yang melenyapkan keindahan
Aku terseret ke dalamnya
Hingga sebuah nyawa menjadi bayarannya

Aku ingin percaya
Aku ingin percaya tentang semua ini
Aku ingin percaya tentang semua ini bahwa kau
Adalah ayah ku

Hari dimana senja merah datang
Kau pergi dan aku kembali menangis
Hingga sekopku bergetar
Di kala impianku menguburkanmu telah terjadi

Ku merasa ini sudah takdir
Yang terikat benang merah kelabu
Di ujung jari terlunjuk kita ini
Berisi kenangan singkat sebelum hari minggu


Irania Insyani
Kamisama no Inai Nichiyoubi - 神さまのいない日曜日

[Puisi] Hotarubi no Mori e


Cahaya Kunang-Kunang Hutan


Ada kalanya aku merasa hutan itu gelap
Ada kalanya aku tersesat dan ketakutan
Ada kalanya aku berdiam dan menangis
Ada kalanya aku kedinginan dan menggigil

Saat semua putus asa itu menggebu dalam hati
Aku ingin diselamatkan oleh kehangatan
Lalu sebuah harapan muncul pada pelupuk mata ini
Dan aku berlari ke arahnya, ingin memeluknya

Naas dan aku merasakan hal yang dingin
Aku memeluk tanah
Aku bangun dan memandangnya
Sebuah wajah dibalik topeng menyingkir dariku

Seseorang yang tak ku kenal itu
Melihat ku dengan lubang mata di topengnya
Tanpa reaksi, tanpa ekspresi tapi tak berniat meninggalkanku
“aku tidak boleh tersentuh oleh manusia” ujarnya

Kini aku memutuskan untuk berteman dengannya
Bahkan ia tak protes dan selalu menungguku di musim panas
Ikatan persahabatan ini mengalir hangat
Walau kami berjarak, hati ini senang bersamanya

Tahun demi tahun, waktu dan musim telah berganti
Usiaku bertambah dan mulai setara dengannya
Sinar terik musim panas menerpaku lagi dengan kejam
Tapi aku tetap ingin menemuinya

Janji musim panas
Sebuah janji “sampai jumpa tahun depan” kini sudah terjawab
Seutas senyum tersembunyi tengah merekah lega dibalik topengnya
Sebelum matahari terbenam, aku akan kembali tertawa bersamanya

Aku memang menjaga jarak agar ia selalu bersamaku
Hal itu membuatku bodoh dan membutakan kenyataan
Aku tahu, tak selamanya ia berada di sampingku
Karena sejak awal kami memang berbeda

Kini lenyap sudah ia dari kehidupan
Hati pilu bahkan tersayat ketika mendekap pakaian terakhirnya
Senyuman yang menenangkan
Mata yang melembutkan keadaan, akan selalu ku ingat

Aku mengangguk dan menyadari perasaan ini
Selalu mengawasiku dalam diam meski aku tak memintanya
Walaupun wajah itu tersembunyi dengan lembut dibaliknya
Aku tetap mencintainya bagai kunang-kunang diatas sungai


Irania insyani
 Hotarubi no Mori e