Cahaya Kunang-Kunang Hutan
Ada
kalanya aku tersesat dan ketakutan
Ada
kalanya aku berdiam dan menangis
Ada
kalanya aku kedinginan dan menggigil
Saat semua putus asa itu menggebu dalam hati
Aku ingin diselamatkan oleh kehangatan
Lalu sebuah harapan muncul pada pelupuk mata ini
Dan aku berlari ke arahnya, ingin memeluknya
Naas dan aku merasakan hal yang dingin
Aku memeluk tanah
Aku bangun dan memandangnya
Sebuah wajah dibalik topeng menyingkir dariku
Seseorang yang tak ku kenal itu
Melihat ku dengan lubang mata di topengnya
Tanpa reaksi, tanpa ekspresi tapi tak berniat meninggalkanku
“aku tidak boleh tersentuh oleh manusia” ujarnya
Kini aku memutuskan untuk berteman dengannya
Bahkan ia tak protes dan selalu menungguku di musim panas
Ikatan persahabatan ini mengalir hangat
Walau kami berjarak, hati ini senang bersamanya
Tahun demi tahun, waktu dan musim telah berganti
Usiaku bertambah dan mulai setara dengannya
Sinar terik musim panas menerpaku lagi dengan kejam
Tapi aku tetap ingin menemuinya
Janji musim panas
Sebuah janji “sampai jumpa tahun depan” kini sudah terjawab
Seutas senyum tersembunyi tengah merekah lega dibalik
topengnya
Sebelum matahari terbenam, aku akan kembali tertawa
bersamanya
Aku memang menjaga jarak agar ia selalu bersamaku
Hal itu membuatku bodoh dan membutakan kenyataan
Aku tahu, tak selamanya ia berada di sampingku
Karena sejak awal kami memang berbeda
Kini lenyap sudah ia dari kehidupan
Hati pilu bahkan tersayat ketika mendekap pakaian terakhirnya
Senyuman yang menenangkan
Mata yang melembutkan keadaan, akan selalu ku ingat
Aku mengangguk dan menyadari perasaan ini
Selalu mengawasiku dalam diam meski aku tak memintanya
Walaupun wajah itu tersembunyi dengan lembut dibaliknya
Aku tetap mencintainya bagai kunang-kunang diatas sungai
Irania insyani
Hotarubi no Mori e
Tidak ada komentar:
Posting Komentar